Pilgub Jatim, Pilkada Terkotor di Indonesia
November 9, 2008 at 2:54 am 12 komentar
SURABAYA – Kajimanteb
Upaya kecurangan sitematis yang melibatkan kekuasaan dan birokrasi untuk menjegal dan merampok kemenangan Ka-Ji, menunjukkan Pilgub Jatim sebagai ajang Pilkada paling kotor di Indonesia.
Upaya kecurangan sitematis yang melibatkan kekuasaan dan birokrasi untuk menjegal dan merampok kemenangan Ka-Ji, menunjukkan Pilgub Jatim sebagai ajang Pilkada paling kotor di Indonesia.
Statemen ini disampikan Drs Choirul Anam alias Cak Anam dalam kapasitasnya sebagai tokoh masyarakat Jatim.
Dalam konferensi pers di RM Agis, Jumat (7/11) atas temuan timnya yang sebelumnya telah disebar di seluruh Jatim, Cak Anam menyatakan bahwa satu-satunya Pilkada di Indonesia yang paling kotor dan curang adalah di Jatim.
“Saya tahu betul kasus kerusuhan Pilkada Maluku Utara, Pilkada Ternate dan Pikada Sulawesi Selatan. Namun, kecurangan di sana tidak seperti di Jatim. Di Jatim ini merupakan Pilkada paling kotor di Indonesia,” tegasnya.
Anggapan itu tidak salah. Sebab, di Pilgub Jatim ini money politic benar-benar bebas dibiarkan dan Panwas serta KPU tutup mata bahkan tidak mencegah. Bagi–bagi uang terang-terangan juga tidak dicegah dan ditindak, Panwas juga tidak pernah mereaksi.
“Kemudian birokrasi dikerahkan begitu rupa dan terang-terangan, juga tidak ada yang menyoroti dan mensanksi, intelektual juga rupanya sudah ikut arus,” ujarnya.
Hal itu juga, lanjut Cak Anam, terlihat dari upaya KarSa menggerakkan kepala desa, guru dan mobilisasi PNS serta pejabat pemprop. Padahal semestinya hal itu tidak boleh karena melanggar undang-undang tentang netralitas PNS.
Bahkan KarSa membuat kontrak juga yang tidak masuk akal untuk memberikan bantuan Rp 50 hingga Rp 100 juta tiap desa. Semua itu dibiarkan oleh Panwas, KPU dan Pemprop Jatim.
Pak Karwo sendiri setelah quick count mengatakan terima kasih pada Kades, guru-guru dan sebagainya. Ini justifikasi bahwa dia menggunakan birokrasi.
“Itu dibiarkan oleh Panwas dan KPU. Ada apa?” tandasnya.(bm)
“Itu dibiarkan oleh Panwas dan KPU. Ada apa?” tandasnya.(bm)
Entry filed under: Uncategorized. Tags: jatim, ka-jimanteb, khofifah, mudjiono, pilgub, pilkada.
12 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan ke cahyo Batalkan balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. kajimanteb2008 | November 9, 2008 pukul 3:02 am
BEGITU BANYAK KECURANGAN DALAM PILGUB JATM BAIK PUTARAN I MAUPUN II, BAHKAN TERORGANISIR UNTUK KEPENTINGAN PILPRES 2009.
MOHON SAMPAIKAN KOMENTAR2 MENGENAI PILGUB JATIM, KECURANGAN, BUKTI2 KECURANGAN, DLL DI BLOG INI.
MATUR SUWUN, MARI JADIKAN JATIM LEBIH BAIK..
HANYA USAHA DAN DUKUNGAN NETTER DAN MASYARAKAT YG MAMPU MENGALAHKAN KEDZALIMAN..
2. ArekSby | November 9, 2008 pukul 3:25 am
Hasil 4 lembaga survey TERPERCAYA, sudah memenangkan Ka-Ji Manteb, Ibu Khofifah, masih mau nunggu apalagi KPU Jatim, segera nobatkan Ka-Ji sebagai GUBERNUR JAWA TIMUR 2008-2013.
3. ImamUtomo | November 9, 2008 pukul 3:30 am
Ngak apalah curang berjemaah, yg penting gw, brengos, ngak masuk bui..
4. cahyo | November 9, 2008 pukul 4:32 am
Kalo mau pemerintahan jujur dan bersih, pilih Bu Khofifah.
Kecurangan terjadi dimana2, Panwaslu tutup mata, Polisi tinggal diam..
5. Teguh | November 9, 2008 pukul 5:28 am
udah biasa, tindakan brutus2 Karsa.
6. Edi Sugianto | November 9, 2008 pukul 6:38 am
Sejak Pilgub Putaran I, seharusnya Kaji menang, apalagi di Putaran II ini. Cuma mungkin poltik uang dan penggelembungan/penggembosan yang mengalahkan KaJi.
7. kajimanteb2008 | November 9, 2008 pukul 6:50 am
Hasil Penghitungan 23 KPU Kab/Kota
Suara Kaji Tertinggi di Kabupaten Malang
Reporter : A Wirawan
Surabaya – Khofifah – Mudjiono memanen dukungan terbanyak di kabupaten Malang, yakni 496.722 suara. Sementara dukungan terendah diterima Kaji di Kota Mojokerto, yakni 25.024 suara. Inilah hasil lengkap perolehan suara Kaji berdasarkan penghitungan 23 KPU kabupaten/kota.
Kota Surabaya 456,236
Kabupaten Sidoarjo 348,070
Kota Pasuruan 26,298
Kota Probolinggo 42,857
Kabupaten Bondowoso 155,496
Kabupaten Banyuwangi 335,334
Kabupaten Jember 453,631
Kabupaten Malang 496,722
Kota Malang 150,814
Kota Batu 39,688
Kabupaten Kediri 321,853
Kota Kediri 51,432
Kabupaten Blitar 251,997
Kota Blitar 28,017
Kabupaten Tulungagung 224,656
Kabupaten Trenggalek 153,927
Kota Madiun 26,480
Kabupaten Nganjuk 211,378
Kabupaten Jombang 256,983
Kabupaten Mojokerto 232,896
Kota Mojokerto 25,024
Kabupaten Tuban 242,213
Kabupaten Bangkalan 151,666
[wir]
8. kajimanteb2008 | November 9, 2008 pukul 8:33 am
Minggu, 09/11/2008 14:40 WIB
Menuju Grahadi Jilid II
Salah Tulis, Tim KaJi Bojonegoro Protes
Reporter : Abdul Qohar
Bojonegoro – Penghitungan manual di KPUK Bojonegoro sempat memanas dan diwarnai aksi protes dari Tim Pemenangan pasangan Khofifah Indar Parawansa (KaJi).
Karena, data yang dicatat oleh Tim KaJi hasil perolehan suaranya tidak sama dengan catatan KPU Bojonegoro yang mendapat berita acara dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Mendapat protes dari salah satu tim pemenangan mengenai hasil di salah satu kecamatan, yakni Kecamatan Sekar, KPUK Bojonegoro langsung melakukan penghitungan ulang.
Ternyata, hasilnya sama dengan tim pemenangan KaJi, hanya saja terdapat sedikit kesalahan pada proses penulisan di lembar berita acara.
Ketua Tim Pemenangan KaJi Kabupaten Bojonegoro, Hadist Saridi, kepada beritajatim.com mengatakan, kalau memang hasilnya sama dan hanya kesalahan tulis saja. Namun, pihaknya benar-benar ingin pemilihan kali ini transparan.
“Saat ini sudah tidak ada masalah dan penghitungan telah benar,” sambungnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua KPUK Bojonegoro, M Masjkur. Ia menegaskan, kalau tadi sempat ada sedikit interupsi dari salah satu tim pemenangan. Namun, semua itu telah selesai setelah dilakukan penghitungan ulang.[dul/ted]
Sumber : beritajatim.com
9. kajimanteb2008 | November 9, 2008 pukul 9:58 am
Probabilitas Quick Count
Oleh : Kresnayana Yahya
PROSES menemukan taksiran dan penduga dari suatu proses dilakukan dengan melakukan sampling. Sampling yang baik di disain dengan menetapkan berbagai criteria dan berbagai pendekatan proses yang menjamin validitas dari penaksirannya.
Bayangkan kalau seorang harus diperiksa darahnya tentu tidak perlu seluruh darahnya dikuras dulu lalu diukur kandungannya, misalnya gula darah, cholesterol dll. Tentu orangnya akan meninggal.
Nah karena itu sampling di lakukan dengan mengambil darah , biasanya di lengan kiri atau kanan, setelah di ikat dan ditentukan dekat pembuluh darah. Dengan sampel darah itulah dilakukan proses analisa darah yang menghasilkan berbagai karakteristik darah seperti gula darah dan cholesterol.
Proses quick count dilakukan dengan mengambil sampel secara random, artinya semua TPS dipilih sedemikian hingga , tiap TPS punya kesempatan yang sama untuk diambil, bahkan untuk menjamin kesalahannya tidak melebihi angka tertentu dilakukanlah perhitungan yang menjamin kesahihan.
Artinya untuk menjamin kesalahan tidak melebihi 1 % keluarlah n = 400. Artinya harus dilakukan pemilihan 400 TPS untuk menghitung persentase yang mencoblos no 1 dan nomer 5, misalnya.
Melalui proses yang matang ini setiap lembaga survey quick count menemukan suatu angka taksiran p, yakni persentase yang mencoblos disetiap TPS dari jumlah pemilih yang datang dan mencoblos di TPS.
Berapa besar kesalahan nya ? tentu ada batas toleransi salahnya, karena jumlah sampel yang terbatas. Tetapi makin besar sampel nya tentu akurasinya menjadi makin tinggi. Atau resiko salahnya menjadi makin kecil.
Nah, menjelang sore tanggal 4 Nopember lalu semua lembaga hitung cepat ini secara independen melakukan pengumuman hasil perhitungannya. Hasilnya sebagai berikut :
LSI Denny 50.76 (Kaji) : 49.24 (Karsa) n: 400
LSI Syaiful 50.44 (Kaji) : 49.56 (Karsa) n: 400
Puskaptis 50.83 (Kaji) : 49.17 (karsa) n: 400
Taksiran intervalnya : atau interval nya dapat ditoleransi sebagai berikut:
LSI Denny JA : Kaji 49,76 < p <51.76 : Karsa 48,24 < p < 50.24.
LSI Syaiful : Kaji 48,44 < p <52,44, : Karsa 47,56 < p < 51,56.
Puskaptis : Kaji 49 < p < 51,83, : Karsa 48.17< p < 50.17.
Karena ketiga lembaga itu bekerja secara independent, maka hasil ketiganya bila dirangkum akan menghasilkan sebuah taksiran yang makin teliti karena jumlah sampelnya menjadi 1200 TPS. Sehingga kesalahan penaksiran menjadi makin kecil atau dikatakan resiko kesalahannya akan makin kecil.
Hasilnya : Taksiran untuk Kaji adalah sebagai berikut P = 50.68 dan taksiran intervalnya : 50.66 < p < 50.69. Sedang hasil untuk Karsa adalah : p = 49.32; taksiran intervalnya : 49.31 < p < 49.34.
Dari 1.200 data TPS ini dapat dipastikan bahwa hasil dan validitasnya makin meyakinkan bahwa kedua angka persentase secara statistik itu berbeda dengan ketelitian 0.03 ( lebar interval untuk keyakinan 95 %). Artinya realita di seluruh populasinya akan mempunyai kemungkinan dalam batas bawah dan batas atas tersebut, yang ternyata sudah saling asing.
Dengan taksiran ini kemungkinan salahnya probabilitasnya 5 % dan peluang untuk sama p = 0.50 sudah tidak akan pernah terjadi. Nah selanjutnya hasil perhitungan yang tidak konsisten dengan hasil sampling yang random ini bisa di interpretasikan sendiri.(*)
Sumber : beritajatim.com
10. AGUS | November 9, 2008 pukul 12:24 pm
Seharusnya dan selayaknya, Kaji menang!!
Pernyataan ilmiah Pak Kresnayana, benar2 mewakili ilmu pengetahuan, bukan akal2an curi sana, curi sini..
Hidup Kaji!!
11. Saipul Amin | November 10, 2008 pukul 3:48 am
KPU harusnya sesadar2nya, kalau menghalalkan kecurangan, MEDAENG masih ada sel yang kosong..
Ingat, udah banyak senior2mu yg kost di hotel prodeo..
12. Emha arif | November 17, 2008 pukul 4:25 pm
Aku gak habis pikir…., pilkada/pilgub kok kayak gitu…, yg bersikap dewasa itu yg mana ? Yg menjunjung tinggi demokrasi, reformasi,dan si si yg lain itu siapa ? Hmmm….., atau sprti itu (podo ngertine) sah-sah saja kalo lagi kuasa?
Eee…, emboh cak……..,