Posts tagged ‘kiai’

Kiai Fawaid Sempat Diusir dari Bangkalan

BANGKALAN – Kajimanteb
Bukan kali ini saja oknum Kades — orang Madura menyebut klebun — memperlakukan pendukung Ka-Ji sebagai musuh. Sehari sebelum coblosan (H -1) di Desa Dlemer, Kecamatan Arusbaya, Kabupaten Bangkalan, KH Fawaid As`ad Syamsul Arifin sempat diusir.

Pimpinan Pondok Pesantren Syalafiah As-Syafiiyah, Asembagus, Sukorejo, Situbondo, diusir Kades setempat bernama Mat Rosul saat mengunjungi rumah salah satu santrinya, Kusairi.

Saat itu Mat Rosul bilang, “Harusnya sepengetahuan saya, karena ini wilayah saya, desa saya.” Sempat terjadi ketagangan dan nyaris baku hantam antara Mat Rosul dengan santri Kiai Fawaid, namun kemudian dilerai Hasbullah.

Mendengar kejadian itu, Ketua Umum DPP PKNU, Drs H Choirul Anam kemudian menelepon Bupati Bangkalan, Fuad Amin. Cak Anam menanyakan mengapa kejadian seperti itu sampai menimpa Kiai Fawaid.

Fuad Amin, tutur Cak Anam, kemudian mengatakan, “Ya, Kades tersebut sudah saya beri sanksi. SK-nya saya cabut,” katanya. Fuad melanjutkan, “Kiai Fawaid mestinya ngomong saya dulu kalau mau berkunjung ke Bangkalan, biar bisa dikawal Satpol PP.”

Menurut Cak Anam, pernyataan Fuad itu menegaskan kalau Kabupatan Bangkalan tak aman, ada kekerasan terstruktur dan kekerasan politik. Mereka, mulai bupati hingga Kades menempuh segala cara untuk menangkan pasangan KarSa.

“Itu sudah kekerasan politik dan pelecehan konstitusi,” kata Cak Anam. Sebelumnya, Fuad juga mengancam mengusir Yenni Wahid dari Bangkalan karena hadir dalam kampanye Ka-Ji.(bm)

Januari 24, 2009 at 6:12 am Tinggalkan komentar

Secara Sosial-Teologis, Warga Madura Satu Warna (1)

Dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jatim, 3 kabupaten di Pulau Madura terasa istimewa. Kenapa? 35 kabupaten/kota di Jatim hanya cukup menggelar Pilgub sebanyak 2 kali putaran, sedang 3 kabupaten lain di Pulau Madura harus sampai 3 kali putaran atau bahkan lebih.

Ya, berdasar putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Pilgub putaran II di Pamekasan mesti diulang di tahapan penghitungan suara. Khusus di Bangkalan dan Sampang harus dilakukan pencoblosan ulang. Pilgub putaran III ini diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp 14 miliar lebih.

Inilah medan pertarungan paling keras dan melelahkan di ajang Pilgub Jatim. Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan masuk tlatah Tapal Kuda di Jatim. Inilah tapal yang penuh kekerasan (bukan dalam konteks kekerasan fisik), tapi kompetisi politik yang berlangsung sangat sengit, melelahkan, dan membutuhkan biaya politik paling mahal.

Secara sosial dan teologis, sebagian besar warga Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan adalah penganut ajaran NU. Kaum Nahdliyyin di Pulau Garam tersebut dikenal sangat loyal dan istiqomah menjalankan ritual religius sebagaimana digariskan dalam ajaran Ahlussunnah Waljamaah. “Hakikatnya warga Madura itu satu warna, yakni NU,” tegas tokoh PKNU Bangkalan, KH Imam Bukhori Kholil, yang juga masih kerabat keluarga besar Pondok Syaichona Kholil Bangkalan.

Dalam perspektif sosial dan teologis seperti itu, peran kiai sangat dominan dan kuat di struktur sosial masyarakat Madura. Peran dan fungsi kiai benar-benar sebagai cultural broker (makelar budaya). Kiai yang mentransformasikan dan menjaga nilai-nilai religius dan kultural yang telah berlangsung turun-temurun melalui banyak forum yang dihelat masyarakat.

Tak ada ruang memadai yang relatif luas bagi kelompok sosial teologis lain, seperti Islam Modernis dan Islam sinkretis (baca: Islam Abangan) di Pulau Madura. Boleh dikatakan sebagian besar warga Madura adalah NU. Bahkan, ada pameo bahwa “agama” warga Madura adalah “Islam NU”. Itu merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan.

Selain kiai, key person lain yang berpengaruh di struktur akar rumput masyarakat Madura adalah klebun (kepala desa) dan blater. Blater ini merupakan figur bebas yang memiliki pengaruh kuat di akar rumput warga Madura. Paralel dengan istilah blater di struktur sosial dan antropologi warga Banten adalah jawara atau pecalang di komunitas sosial warga Bali.

Kiai blater atau klebun blater adalah tokoh kuat dalam struktur sosial masyarakat Madura. Karena itu, tak heran menghadapi agenda hajatan politik seperti Pilgub, Pemilu Legislatif, Pilpres, dan lainnya, kiai blater dan klebun blater adalah pihak yang diburu untuk dirangkul. Harapannya, pengaruh mereka bisa memobilisasi suara untuk kepentingan calon yang merangkulnya.

Realitas sosiologis dan antropologis seperti itu disadari betul oleh Tim Pemenangan KaJi maupun Karsa. Pendekatan yang dilakukan kedua tim kepada kiai-kiai yang berpengaruh kuat di akar rumput masyarakat Madura dan kalangan klebun serta blater adalah operasional langkah meraih suara sebesar-besarnya pada Pilgub Jatim putaran III. “Tak hanya mereka, kami juga membentuk kelompok blater tandingan,” tegas KH Imam Bukhori Kholil.

Desember 21, 2008 at 8:21 am 1 komentar


Kalender

April 2024
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Posts by Month

Posts by Category